Friday 22 November 2013

Review for "Touché"

Touché

My rating: 5 of 5 stars

Aku cinta mati sama novel fantasi yang satu ini.


Entah kenapa aku juga gak ngerti, Windhy selalu bisa membuat apa yang fantasi terkesan nyata. Aku paling merasa bagian itu nyata ketika Pak Yunus ngasih penjelasan tentang touché pada ketiga anak itu; Riska, Dani, dan Indra. Pak Yunus kan, ngasih nama-nama orang yang "katanya" touché, dan aku ngerasa kalo itu nyata. Windhy selalu bisa ngasih alasan logis di balik "ketidaklogisan" suatu hal. #halahbahasaapaini

Aku cinta karakter Riska yang sederhana, gak tomboy, tapi juga gak feminin. Aku suka karakter Dani yang bisa dibilang agak seenaknya tapi cukup bijak. Terakhir, aku cinta karakter Indra yang dingin, cool, dan otaknya jalan. Kalo Dani sih, bukan otaknya yang jalan tapi tangannya. Terus ada lagi... aku gak begitu suka Pak Yunus yang hobi banget ngomong bahasa Inggris dan gak ada angin gak ada ujan tiba-tiba main alat musik. Contohnya, waktu Riska, Dani, dan Indra bertamu ke rumah Pak Yunus. Dengan santainya si bapak yang satu itu main piano di tengah pembicaraan mereka. Yah, walau dia emang mainin piano itu dengan niat "ngibulin" dan nguji Indra, tapi tetep aja aku kesel liatnya. Dia guru, kok kelakukannya kayak gitu?

Aku suka bagian Indra siuman setelah makan vitamin terlalu banyak terus Riska langsung meluk dia tanpa ba-bi-bu. Riska lucu, pikirku. Dari situ, aku mulai menebak-nebak kalau Riska emang suka... eh, bukan, cinta sama Indra. Yang masih jadi pertanyaan di otakku itu cuma satu; kenapa Riska bisa tiba-tiba suka sama Indra? Windhy emang gak terlalu ngebahas kisah cinta mereka dalam buku ini. Aku bisa ngertiin karena fokus buku ini ya, kekuatan mereka, bukan kisah cintanya.

Aku juga suka bagian Indra lari balik ke rumah Riska setelah dia dan Dani dihadang mobil wagon ijo. Dia lari, bukan pake motor. Dia nyuruh Dani pake motornya sedangkan dia sendiri lari ke rumah Riska. Waktu Riska gak ada, dia panik. Waktu dia udah ketemu Riska dan Riska nanya kenapa dia balik, dia malu (aku tau itu walau gak ada penjelasannya. Yah, siapa yang gak malu kalo ditanya begitu?) terus ngalihin topik pembicaraan. Dan... ya ampun! Bagian Riska bisa tau perasaan Indra tanpa nyentuh orangnya!! Itu... aku suka, tapi sayangnya perasaan Indra waktu itu bukan perasaan seneng, jadi aku gak bisa bilang itu lucu atau semacamnya. Perasaan tertekan kok, lucu...

Ditambah lagi, aku juga suka epilog ceritanya, waktu Riska mau lomba lari dan dia bilang kalo dia udah menemukan motivasinya. Motivasinya Indra, katanya. Bagian yang aku suka yaaah, waktu Indra mau ingetin Riska soal tali sepatunya dan karena Indra gak pake sarung tangan, dia bisa baca pikiran Riska. Sama halnya dengan Riska yang bisa ngerasain perasaan Indra waktu itu. Saat mereka nanya barengan, itu lucu banget. Dan aku yakin, Indra pasti malu banget tau kenyataan tentang dirinya dalam diri Riska langsung dari otaknya. Ahaha. Itu ucuuuuuuuuuuuuuulll <3 ~



Cukup ah, review dari saya~ intinya, aku cinta mati sama novel ini! Windhy harusnya bikin lanjutan dari touché!!! XD 



No comments:

Post a Comment