Saturday 28 September 2013

Review for "Perahu Kertas"

Perahu Kertas

My rating: 5 of 5 stars

Setelah dibaca lagi, ternyata aku cinta mati sama novel yang satu ini. Karakternya kuat dan buku ini bikin aku menolak untuk menutup bukunya sampai aku selesai baca. Sempet bete juga kalo misalnya aku lagi asyik baca, eh, malah diganggu sama sesuatu yang tidak diharapkan.

Aku suka karakter Kugy yang ngomong seenaknya tapi dia udah punya rencana hidup yang luar biasa keren dengan step by step yang gak tanggung-tanggung. Aku kagum waktu ngebaca deskripsi gimana dia berusaha keras untuk mewawancara figur publik secara "sungguhan" dan menyajikannya dengan sungguhan pula. Dia serius, berkarakter, tekun, dan gak gampang menyerah. Bisa bikin orang merenung gitu, Kugy yang penampilannya ajaib edan bisa punya sisi lain dalam dirinya. Mungkin karena "keanehannya" itu, temen-temennya justru kehilangan saat dia berubah.


Aku juga suka dengan karakter Keenan yang bisa dibilang lumayan bertolak belakang dengan Kugy, tapi nyambungnya juga kebangetan. Kalo mereka udah ketemu, bener kata Eko sama Noni, udah kayak reuni alien atau semacamnya itu. Dua-duanya udah sama-sama aneh kalo ketemu. Itu yang aku gak ngerti sekaligus suka. Aku merasa semacam sirik dan pingin punya persahabatan kayak gitu, kalo aku emang bisa.

Aku suka geli sendiri ngeliat Eko dan Noni sekaligus Fuad dan cerita tentang dua hamster mereka yang gak berhenti-berhenti buat anak. Aku berpikir, adakah mobil sebobrok itu sampai-sampai harus berulang kali didorong oleh pengemudinya gara-gara mogok jalan? Terus, aku suka seneng liat Eko dan Noni yang gak begitu romantis, tapi terkesan lucu di mataku. Eko yang ngomong seenaknya dan Noni yang perfeksionis, buatku gak nyambung, tapi toh, mereka saling mengisi kekosongan satu sama lain.


Jujur, tokoh yang paling aku gak suka dalam cerita ini Wanda. Gimana ya, dia cewek, tapi "agak&quot bikin aku yang kaum Hawa juga kesannya jelek... oke, mungkin karena pergaulan yang dia terima, tapi aku tetap gak sudi kayak gitu. Tentu aja karakter di sini semuanya terserah pengarang, aku hanya memberi komentar dan menjabarkan pandanganku soal tokoh dan plot dalam cerita itu. Sebenarnya, yang aku kurang suka dari Wanda adalah sikap memaksanya dan dandanannya yang seringkali berlebihan. Itu.

Aku suka tokoh Luhde yang sederhana di luar tapi cantik di dalam. Mungkin itu yang Keenan lihat dari seorang Luhde. Soalnya, kecantikan luar gak ada artinya kalo seseorang gak punya kecantikan di dalam dirinya, kayak yang dibilang ketika Arisan Toilet. Inner beauty itu lebih penting daripada sekadar bodi, katanya.

Luhde itu... sederhana dan menusuk. Dia bukan seperti kura-kura yang keras di luar dan empuk di dalam, dia juga bukan bantal yang empuk luar dalam, dia itu seperti batu bata yang ditutupi topi; terlihat empuk, tapi di dalam, dia sesungguhnya keras. Dia baik, berpengetahuan luas, dan nyambung kalau diajak ngobrol. Itu kesan yang kudapat ketika membaca buku ini. Yang bikin aku penasaran, seperti apa sih, mukanya? Kugy kayaknya sampai terpanaaaa banget waktu ngeliat Luhde di pura.

Remi... Remi... Remi... kayaknya keren banget, ya? Pinter, ganteng, gaul, punya perusahaan sendiri, so sweet juga ke Kugy. Kayaknya, segala kekurangan Kugy di matanya justru jadi nilai tambah, bukannya nilai kurang. Beda sama Ojos alias si Joshua yang susahnya minta ampun buat ngertiin Kugy. Oke, mungkin Kugy emang terlalu asyik sama dunianya, tapi kalo emang Ojos udah gak tahan dari zaman kuda gigit besi, kenapa gak diputusin aja? Seenggaknya, dia pasti sadar kalau Kugy begini, Kugy begitu, sedangkan dia begini, dia begitu... dengan begitu, kayaknya masalah akan lebih cepat selesai daripada memaksa melanjutkan hubungan dengan status gak jelas macam itu. Tapi, kegigihan Ojos untuk datang ke Bandung tiap malam Minggu dan pengorbanan pertamanya naik angkot ditambah hujan-hujanan supaya bisa diterima Kugy patut diacungi jempol, itu jelas.

Aku paling penasaran sama muka Jeroen. Emang dia seganteng apa, sih? Kok, kayaknya ibunya stress kelewatan ngangkatin telepon buat dia dari cewek-cewek yang berbeda? Aku mau banget liat wajah tokoh yang satu itu karena aku juga mau jadi bagian dari fans-nya... mm... seenggaknya, aku mau tahu apa yang diliat para cewek dari Jeroen ini.

Tetap dengan cerita-cerita yang bikin orang merenung waktu baca, malas menutup buku sebelum selesai, dan terkesan karena aliran kata-kata dan jalan ceritanya, ya.

View all my reviews

No comments:

Post a Comment