Saturday 14 September 2013

Review for "Golden Bird: Alpha"

Golden Bird: Alpha

My rating: 5 of 5 stars

Sebuah cerita seputar pemrograman komputer, HTML, hack-hack-an, sampai konflik percintaan dan kawan-kawannya yang dikemas secara menarik. Bisa buat pembacanya menolak untuk menutup buku sebelum benar-benar selesai. Lucunya, kukira buku ini akan nyeritain tentang Muri dan Dana Revolusi di Golden Bird. Eh, taunya justru malah flashback ketika Dian masih SMA, ketika Dian adalah Golden Bird, ketika Muri masih kecil, dan ketika Muri belum tinggal sendiri. Tapi, aku sendiri gak protes dengan flashback ini soalnya aku tetap aja nyaman ngebacanya~

Aku paling enjoy waktu baca prolog cerita, tentang masa lalu Heru, Andini, Mira, Teddy, dan lain-lainnya. Entah kenapa, walau gak ada dialog sama sekali, aku enjoy banget bacanya. (Padahal aku ini bukan tipe orang yang suka baca paragraf panjang. Aku lebih suka baca dialog)

Yang aku bener-bener gak bisa duga adalah Harsa yang ternyata otaknya. Bener-bener dikasih hati minta jantung. Dia udah cukup punya duit banyak dengan bekerja di bawah Heru, dia juga udah cukup bahagia, kan? Terus kenapa dia harus menerobos Arimbi sampai-sampai dia harus ngajak kerja sama Winar dan masukin Yudha ke dalam SMA Veritas? Kenapa dia gak bersyukur dengan apa yang udah dia punya aja, gak usah minta hal yang lebih. Jadi orang kepercayaan juga udah bersyukur, ini lagi masih berkhianat. Buat apa? Cuma bikin susah orang yang udah bikin dia seneng.

Dian = Golden Bird? Yah, sebenernya cewek SMA--yang bahkan belum lulus SMA--hebat banget bisa jadi hacker terkenal di dunia yang bisa melawan Kiss of Death. Aku mau banget bisa kayak gitu, bukan dipake buat kejahatan kok, cuma ingin punya kemampuan sehebat dia jadi bisa bikin keuntungan di tempat-tempat yang seharusnya untung dan bikin rugi orang-orang yang gak pantes untung lewat internet. Tentu aja gak seenak jidatnya aku utak-atik internet sampai segitunya~

Konflik percintaan antar Dian-Yudha-Fiona... yah, namanya juga roman remaja, biasanya ceritanya rada mainstream. Yudha suka sama dua-duanya, oke. Tapi yang aku benci, Yudha udah berhubungan sama Fiona waktu itu, dia gak seharusnya ngaku ke Dian. Okelah, perasaan emang gak bisa dipaksa, tapi perlakuan kayak gitu not recommended banget menurutku. Seenggaknya dia hargai perasaan Fiona yang emang dia udah nyatain duluan. Dian juga bisa ngerti, kan. Dia pasti bakal berusaha untuk gak mengganggu mereka, kalo rasa sayangnya emang tulus. Buat dia, yang penting Yudha bahagia. Itu kalo tulus.

Yah, mungkin itu aja. Sisanya bisa dibaca di novelnya ^^ pokoknya, novel ini recommended banget buat penyuka pemrograman komputer, atau sekedar penyuka cerita roman ringan dengan konflik di sana-sini, atau pemecahan kode sederhana yang sebenernya gak sederhana juga. Jangan lupa baca, ya!

View all my reviews

No comments:

Post a Comment